Shalih yang tak berdayaguna

Sebagian dari kita pasti ada yang masih berada di fase ghirah nya memulai proses hijrah.. bagaimana tidak? Kita meras keimanan kita sedang berada di tingkat tertinggi, hidayah kita jemput, baju baju lama pun mulai kita tanggalkan, kita ganti dengan pakaian serba baru yang lebih syar’i. Senang nya MasyaAllah J Fitrah nya wanita pasti senang kan beli baju dan kerudung baru? *hayooo ngaku hehe.

Nah tapi sayang banget lho kalo kita udah shalih secara dzahir (nampak), tapi dalam hati kita masih terbayang bayang pemikiran liar jaman jahiliyyah dulu.. masih malas berbuat baik terhadap sesama, dan minim manfaat kepada sesama huhuhu jangan sampe yaaak guys! Jangan sampe... kita jadi generasi shalih yang tak berdayaguna. Seperti apa itu?

Nah berdasarkan surat An Nahl 75-76 :

Allah membuat perumpamaan dengan seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatu pun dan seorang yang Kami beri rizki yang baik dari Kami, lalu dia menafkahkan sebagian dari rizki itu secara sembunyi dan secara terang-terangan. Adakah mereka itu sama? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. an-Nahl: 75)

Dan Allah membuat (pula) perumpamaan: dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan dia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya itu, dia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus? (QS. an-Nahl: 76)

Sudah jelas toh?
“iyaaa tapi kaya apa sih ciri ciri shalih yang tak berdaya guna itu?

1    1. Minimnya waktu beramal shalih
Kita seriiiiiinnnnggg bangeeet, menyingkirkan waktu ibadah.. membuat waktu se minimal mungkin untuk ibadah. Padahal jelas jelas jika engkau mengejar akhirat.. maka dunia akan ikut mengejar mu. Jadi mulai sekarang yuk memaksimalkan waktu kita untuk ibadah dan beramal shalih J

2. Besarnya perbedaan derajat dalam surga
Derajat-derajat yang diraih orang-orang beriman lagi bertaqwa berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan amalan sewaktu di dunia. Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
 “Sesungguhnya di dalam surga terdapat seratus derajat yang Allah persiapkan bagi para mujahidin di jalan-Nya, yang jarak antara setiap dua derajat bagaikan antara langit dan bumi, maka jika kalian meminta Allah, mintalah surga firdaus, sebab firdaus adalah surga yang paling tengah dan paling tinggi, di atasnya ada singgasana Ar-Rahman, dan daripadanya sungai surga memancar.” (HR. Al-Bukhari No.2790)
Jadi... pengaruh banget kan amalan kita selama di dunia dengan derajat surga yang akan kita dapatkan? Think again  guys..

3. Menikmati kelalaian
Berada di zona nyaman boleh banget... makan, tidur, nongkrong, upload foto, mandi.. gitu terus sampe soeharto main di parkit senayan hehe. Boleh sih.... tapi apa gak bosen? jangan sampai kelalaian kita akan Allah begitu kita nikmati,
Padahal di luar sana masih banyak temen temen yang berlomba memahami islam, terbata-bata belajar ngaji, terseok seok buat datang ke masjid.

Yuk ubah mindset kita --- tengok masjid/mushola dirumah.. ajak anak anak buat belajar ngaji, bagi bagi kue sama tetangga sambil berdakwah pelan pelan, datang ke majelis ilmu, ibadah tepat waktu dan lain sebagainya.
karena kita tak pernah tau amalan baik kita mana yang akan diterima sama Allah :)


Bekasi, 19:33pm 
*sembari menemani jagoan kecil yang sedang demam

Comments

Popular Posts